BUPATI SUMBAWA : HALAL BIHALAL TRADISI YANG HARUS DILESTARIKAN

“Telah menjadi tradisi dalam masyarakat kita kaum muslimin, khususnya di Tana’ Samawa, dalam merayakan hari raya Idul Fitri kita mengadakan silaturrahim dan halal bihalal, yang mengandung makna saling maaf-memaafkan atas segala kesalahan, baik di antara teman sejawat, karib kerabat, maupun antara anak dan orang tua atau dari yang muda kepada yang tua”.

Hal ini disampaikan Bupati Sumbawa, Drs. H. Mahmud Abdullah pada Halal Bihalal Pemerintah Kabupaten Sumbawa Tahun 1443 H / 2022 M, Kamis malam, dihalaman Kantor Bupati Sumbawa. Halal Bihalal kali ini, dihadiri tokoh nasional kelahiran Kabupaten Sumbawa, Prof. KH. Din Syamsuddin, yang sekaligus bertindak sebagai penceramah.

Tradisi baik seperti ini, menurut Bupati, perlu terus dilestarikan dan dibudayakan, dalam rangka menjaga hablumminannas, sekaligus untuk lebih memperkokoh kebersamaan dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. Dikatakan, sejatinya makna “Berkeadaban” yang diusung dalam visi besar Sumbawa Gemilang yang Berkeadaban, bahwa masyarakat Sumbawa senantiasa memegang teguh nilai-nilai agama dan budaya, yang selaras dengan falsafah hidup Tau Samawa, yakni adat barenti ko syara’, syara’ barenti ko kitabullah.

“Saya secara resmi telah melaunching sebuah regulasi yang cukup progresif, untuk membangun dan memperkuat pondasi pendidikan kita, yaitu peraturan bupati sumbawa nomor 33 tahun 2021 tentang Pendidikan Karakter”, sebutnya. Regulasi ini menjadi sangat penting, bahkan mendapat apresiasi dari pemerintah pusat, tambahnya.

Dikesempatan hangat ini pula, Bupati berharap kebiasaan praktik-praktik baik di lingkungan masyarakat, seperti maghrib mengaji perlu dihidupkan kembali. Selain sebagai peneguhan syi’ar Islam, juga sebagai ikhtiar penguatan karakter serta kepribadian masyarakat Sumbawa, yang religius dan berkeadaban, imbuhnya. 

Diakhir sambutan, Bupati menyampaikan permohonan maaf yang tulus kepada seluruh elemen masyarakat Kabupaten Sumbawa. “Minal a’idin wal faizin, mohon maaf lahir dan bathin, baik atas nama pribadi dan keluarga, maupun selaku pimpinan daerah bersama Wakil Bupati Sumbawa, ibu Dewi Noviany, S.Pd. M.Pd.” tutupnya.

Sementara KH. Din Syamsuddin dalam tausyiahnya mengajak untuk tetap menjaga dan melestarikan tradisi luar biasa tau Samawa, yaitu saling menziarahi dan bersilaturrahim dari rumah ke rumah. “Ini adalah tradisi tau Samawa yang mesti dilestarikan ditengah maraknya pengaruh luar”, sebutnya.

Disampaikannya, ibadah dalam bulan suci Ramadhan bukanlah terminal akhir, umat Islam harus mampu mempertahankan nilai ibadah dalam Ramadhan di sebelas bulan lainnya. “Ada dua fungsi besar bulan Ramadhan, yaitu sebagai wadah penyucian diri dan jiwa, serta penguatan diri untuk selalu istiqomah dijalan Allah SWT”, ujar Prof. Din.